Tuesday, December 27, 2011

Full House Story


Full House
Hari ke enam di Korea Selatan adalah hari yang spesial karena saya akan pergi ke tempat yang sangat saya hafal di layar kaca, drama korea favorit saya, yaitu rumah syuting Full House. Lokasinya ada di sebuah pulau kecil di dekat daerah Incheon. Jadi saya harus menyeberangi pulau dengan menggunakan kapal feri. Tapi sebelumnya karena jalur atau rute yang saya dapatkan informasinya dari internet tidak lengkap, dan cenderung berbeda satu sama lain, saya memutuskan untuk bertanya ke KTO. Pada saat itu pegawai KTO juga kelihatan bingung menjelaskan rute, walaupun pada akhirnya saya mendapatkan juga jalur bis dan subway yang harus saya naiki.

Menurut rute yang saya dapatkan, saya harus menaiki subway ke arah yang sama dengan rute menuju bandara. Namun, sebelum sampai di stasiun terakhir bandara, saya harus turun di cargo terminal station. Ketika sampai di stasiun cargo terminal, saya harus melanjutkan dengan naik bis nomor 203 atau 710 . Ternyata.. saya hanya menemukan lapangan rumput kering yang sangaaaat luas dan sangat dingin begitu keluar stasiun. Hanya ada halte bis yang sama sekali tak berpenghuni. Saya memutuskan mencari jalan raya terdekat untuk melihat apakah ada halte lain yang tersedia.

Setelah berkeliling akhirnya saya memutuskan untuk kembali lagi ke halte bis sebelumnya. Halte ini merupakan halte untuk shuttle bus khusus bandara. Di sana sudah ada beberapa orang yang sedang menunggu bis. Saya bertanya dengan susah payah karena tidak ada yang bisa berbahasa inggris. Namun, tiba-tiba muncul seorang anak muda yang sepertinya mahasiswa dan syukurlah ia bisa menjelaskan di mana kami bisa menemukan bis yang saya cari. Kebetulan dia juga akan turun di tempat pemberhentian yang sama dengan saya.

Ketika sampai, saya langsung menaiki bis nomor  203. Namun ternyata lagi… saya naik bis dengan arah berlawanan dengan tujuan. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, saya sampai di pelabuhan yang salah. Jadi sekedar gambaran, kalau tujuan saya ke utara, saya malah sampai ke selatan. Nyaris putus asa, saya bertanya pada supir bis, dan ia menjelaskan bahwa saat itu saya ada di Pelabuhan Incheon. Dan Sammok Port yang kami tuju letaknya di pemberhentian terakhir bis itu juga. Ia mengatakan saya harus menunggu kurang lebih satu jam sampai jadwal bis kembali beroperasi.

Jika saja saya tersasar di tempat sebelumnya yang hanya berupa lapangan rumput kering, mungkin saya akan benar-benar patah arang. Tetapi, tempat saya tersesat saat itu sangaatt indah! Worthed lah untuk ukuran kesasar..hahaha. pelabuhan yang tidak begitu ramai, dengan pemandangan laut yang tenang, jembatan yang indah, pasar pelelangan ikan yang ramai dan penuh dengan berbagai jenis hasil laut yang bisa kita nikmati karena selain menjual hasil laut, mereka juga menyediakan rumah makan. Sama seperti tempat pelelangan ikan di Indonesia, kita bisa memesan ikan atau makanan laut lain kemudian langsung dimasak dan dinikmati. Kalau saja waktu saya lebih panjang di sana, saya ingin sekali mencicipi kerang dan gurita yang ada di sana. Kelihatannya lezat.  Namun pada akhirnya saya memutuskan menunggu bis dengan duduk di pinggir pantai sambil menikmati dua cangkir coklat hangat seharga 300 won/cangkir yang sangat lezat. Pengalaman tersesat yang tidak saya sesali. :D

Tepat pukul 12.20 siang, sesuai jadwal bis pun mulai beroperasi tepat waktu. Salut saya dengan disiplin di sana. Walaupun isi penumpang hanya saya dan dua orang lain, bis tetap langsung diberangkatkan. Sopir bisnya pun memakai dasi dan sangat tampan, sekilas tidak ada beda dengan artis yang sering kita lihat di televisi. Beda sekali dengan supir kopaja kita, Hahaha.

Akhirnya saya sampai juga di Sammok Port. Sesampainya di sana saya langsung menuju tempat pembelian tiket. Ternyata untuk keberangkatan saya tidak harus membayar, hanya mengisi formulir yang selanjutnya diserahkan ketika akan menaiki kapal. 


Untuk mencapai pulau Sido hanya dibutuhkan waktu 10 menit perjalanan. Udara siang itu sudah sangat dingin. Sebenarnya cuaca cerah, matahari juga lumayan terik, tapi angin lautnya sangaaaaaaaat dingin. Untuk kesekian kalinya saya mengingat jaket parasut yang tidak saya bawa. Kapal feri mulai beroperasi pukul 07.10 pagi hari dan terakhir pada pukul 18.00. Namun saya tidak menyarankan mengambil kapal terakhir karena bis yang mengantarkan kita  dari pelabuhan ke lokasi lewat hampir 30 menit sekali. Saya sampai sekitar pukul 02.30 siang, dan saya memiliki waktu kurang lebih dua jam di sana.

Sesampai di pulau, perjalanan masih belum selesai. Saya harus menaiki satu-satunya bis berwarna biru untuk sampai ke persimpangan lokasi rumah Full House. Ongkos bis 1.000 won, cash. Ketika turun di persimpangan, saya bertemu dengan dua siswa perempuan yang juga akan pergi ke tempat shooting drama A Sad Love Song yang letaknya tidak jauh dari rumah Full House.

Saya menyewa sepeda seharga 3.000 won dengan mengisi formulir yang kurang lebih isinya nama dan nomor paspor. Sangat menyenangkan menyusuri jalanan sepi di daerah pinggiran Korea. Masih asri dan suasana desa masih kental terasa. Sepanjang perjalanan saya tidak melihat anak muda di sana. Kebanyakan orang-orang tua. Dan akhirnya setelah perjalanan sangat panjang hampir seharian, saya tiba di Full House!

Ekspektasi saya sebelum sampai berbanding terbalik dengan kenyataan yang saya temui. Ternyata kondisi rumah sangat tidak terawat. Apalagi fasilitas toilet umum yang kotor dan bau. Selain itu kondisi rumah juga sudah sangat kusam dinding-dindingnya belum lagi rumput-rumput liar di sekitar rumah. Namun, saya masih berharap kondisi dalam rumah masih lebih baik dari kondisi luarnya. 


Tiket masuknya sebesar 5.000 won. Ketika itu tidak ada pengunjung lain selain saya dan teman saya. Jadi selama hampir dua jam, kami seperti menyewa rumah itu untuk pribadi. Saya memuaskan diri mencoba duduk di kursi tamu, kursi komputer, menjelajahi dapur, melihat koleksi buku, mencoba tidur di kasur ji eun dan young jae dan berfoto di setiap sudut rumah.  Hanya daerah kamar mandi yang terkunci dan tidak boleh dimasuki. 


Pemandangan belakang rumah tidak kalah indahnya. Kita bisa langsung melihat pantai sangat dekat. Ingat adegan Young Jae joging di pagi hari kan??  Kondisinya tidak banyak berubah. Sama indahnya dan sama sepinya. Cocok sekali untuk liburan yang membutuhkan ketenangan. Walaupun kita bebas berekspresi di rumah tersebut, karena tidak ada guide tour atau pengunjung lain, berhati-hatilah untuk tidak usil dan mencoba berbuat nakal, karena cctv ada di mana-mana, hehehe.

Sebenarnya saya ingin sekali tinggal lebih lama di sana, karena suasananya benar-benar sangat nyaman dan tenang, namun, hari semakin sore dan cuaca sudah sangat dingin. Saya memutuskan untuk kembali secepat mungkin ke halte bis yang harus saya naiki. Setelah mengembalikan sepeda, saya menunggu bis di halte dan ternyata dua siswa yang sebelumnya saya temui sudah ada di sana menunggu bis yang sama.

Ketika kami sedang menunggu bis di halte sambil kedinginan dan kelaparan (saya tidak sempat membeli bekal agak banyak) ada seorang nenek yang tiba-tiba mendatangi saya sambil membawa satu kantong bungkusan. Ia menyodorkan kantong tersebut yang ternyata isinya snack dan beberapa makanan yang saya tidak tahu apa.

Saya mengira ia hendak menjual snack tersebut. Ia tidak bisa berbahasa Inggris, jadi saya menolak secara halus dengan menggelengkan kepala dengan maksud saya tidak ingin membeli makanannya. Namun tiba-tiba nenek tersebut menyodorkan saya satu bungkus biskuit coklat sambil tersenyum. Ternyata ia hanya ingin memberi saya biskuit itu saja, tidak bermaksud menjual. Ahh.. nenek itu baik sekali, seperti malaikat yang tiba-tiba datang di saat saya kelaparan. Hahaha. Terimakasih nek :D

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya bis yang kami tunggu datang juga. Cukup ramai penumpangnya. Mungkin karena ini adalah bis terakhir. Kami harus mengitari beberapa lokasi syuting dan tempat wisata di pulau Sido sebelum menuju pelabuhan. Sesampai di pelabuhan, barulah saya harus membeli tiket seharga 3.600 won. Ternyata tiket itu adalah tiket pp yang dibeli ketika kita akan kembali ke pelabuhan Sammok.

Sepanjang perjalanan di atas kapal feri, kita akan disuguhi pemandangan laut yang tenang dan indah. Selain itu burung-burung yang saya tidak tahu namanya akan setia menemani kita sepanjang perjalanan. Jika ingin merasakan sensasi memberi makan burung tersebut, jangan lupa membeli chiki atau kerupuk udang. Mereka akan sangat senang menangkapnya dari tangan kita.

Sesampai di Pelabuhan Sammok, hari sudah sangat sore, nyaris gelap. Bis sudah standby di halte dan saya berfikir itu adalah bis terakhir karena banyak orang yang berlari ke arah bis. Saya pun ikut berlari, namun saya lupa bahwa kondisi kaki saya sudah sangat lelah ditambah nyaris membeku karena dingin.

Baru beberapa langkah di jalan bebatuan, saya harus menjerit kesakitan karena kaki saya terkilir, sangat sakit!! Namun saya memaksakan diri untuk terus mengejar bis dan dengan perjuangan yang lumayan heroik (jadi ingat jaman kuliah) saya pun berhasil menjejalkan diri di antara kerumunan penumpang yang saat itu sangat penuh dan padat.

Good Preparations Makes Your Journey PERFECT ! (Seoul Trip's Note)


Sebelum melakukan traveling ke manapun, hal pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan keberangkatan dengan sebaik-baiknya. Tanpa persiapan yang matang, kita akan menemukan kesulitan yang sebetulnya tidak perlu terjadi jika saja informasi dan persiapan kita maksimal. Berikut ini adalah hal-hal penting dalam menyiapkan suatu perjalanan wisata.

1.      Kapan harus berangkat?
Korea Selatan adalah salah satu negara yang seru untuk dikunjungi sepanjang tahun. Dengan kombinasi empat musim, Korea Selatan punya banyak event atau festival yang biasanya rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Banyak yang bilang kalau saat terbaik adalah pada saat musim gugur yaitu sekitar bulan September sampai November. Namun, saat musim panas atau musim dingin sekalipun, Korea sangat layak untuk dikunjungi. Agar persiapan benar-benar matang dan ok, rencanakan satu tahun sebelum keberangkatan.
Untuk perjalanan pertama saya, agar tidak terjadi temperature shock, saya memilih perjalanan pada saat musim semi. Musim semi berlangsung pada bulan Maret hingga Mei. Temperatur berkisar 5-17 derajat celcius. Jika ingin menikmati sakura ala Korea, datanglah pada saat musim semi. Cherry blossoms di sana benar-benar gak kalah dengan sakura Jepang.
Jika ingin melihat warna warni dedaunan dan bunga, datanglah pada saat musim gugur. Banyak sekali festival berlangsung pada saat itu. Dan jika ingin mencicipi dan menikmati salju dengan budget murah, Korea Selatan adalah pilihan terbaik.
Pada saat musim panas juga biasanya banyak sekali festival berlangsung, tapi karena suhu pada musim panas kurang lebih sama seperti suhu di tanah air, selain itu hujan juga lebih sering berlangsung, jadi bisa menghambat petualangan, maka saya kurang begitu antusias merencanakan petualangan musim panas di Korea. Bulan-bulan yang bisa menjadi pilihan adalah : April, Juli, Oktober, dan Desember. Perbedaan waktu dengan Jakarta hanya 2 jam lebih dulu Korea Selatan. Jadi masalah jetlag biasanya tidak terjadi.

2.      Tiket Pesawat
Kalau mau dapat pesawat dengan harga murah, minimal setahun sebelum keberangkatan harus sudah cari-cari tiket, yang paling murah ya Air Asia. Semua penerbangan internasional Air Asia berangkat dari Kuala Lumpur. Sebelumnya tidak ada tiket Jakarta-Seoul, jadi harus pesan tiket terpisah dari Jakarta-Kuala Lumpur dan Kuala Lumpur-Seoul. Tapi saat ini Air Asia sudah menyediakan layanan satu tiket dengan transit di Kuala Lumpur.
Supaya bisa mendapatkan tiket murah, rajin-rajinlah browsing dan membuka website Air Asia (www.airasia.com) kalau bisa satu tahun atau maksimal 6 bulan sebelum keberangkatan. Kisaran harga dari 3-5 juta rupiah. Semakin mendekati waktu keberangkatan, harga tiket akan semakin naik. Manfaatkan tiket promo, biasanya promo berlangsung pada waktu-waktu yang “bukan terbaik” alias nanggung. Contoh promosi bulan November, yang merupakan bulan peralihan dari musim gugur ke musim dingin. Tapi jika anda beruntung, bisa saja anda mendapatkan tiket promo pada saat peak season.
Berhubung saya memiliki masalah dengan kartu kredit dan waktu mepet, akhirnya saya pesan Garuda Indonesia dengan harga kurang lebih 6,5 Juta rupiah pulang-pergi. Ada beberapa penerbangan Garuda Indonesia yaitu direct, 1x transit, dan 2x transit. Untuk keberangkatan saya transit di Bandara Ngurah Rai, namun kepulangan direct dari Seoul-Jakarta. Lama perjalanan kurang lebih 7 jam. Jika memesan Air Asia, bagasi dibayar terpisah dengan tiket. Namun, untuk Garuda Indonesia dan maskapai penerbangan lain yang menerapkan full board, disediakan free baggage 20 kg.
3.      Tabungan
Minimal 6 bulan sebelum keberangkatan, sebaiknya sudah mulai diatur keuangan karena print tabungan untuk persyaratan visa minimal 3 bulan sebelum keberangkatan dan diusahakan stabil, dalam artian antara pemasukan dan pengeluaran musti balance. Lebih baik lagi kalau tabungan itu tidak diambil atau berkurang drastis.
Untuk perjalanan 10 hari kemarin saya menyiapkan 30 juta. Jujur, itu bukan uang saya semua, so… kalo kalian juga gak ada uang sebanyak itu, bisa minta tolong orangtua, kakak, atau temen buat menitipkan uang mereka di rekening kita.  Tapi karena itu uang orang lain, gak mungkin terlalu lama ada di rekening kita, jadi atur waktu antara memasukkan tabungan dengan kapan kita ngeprint tabungan.
4.      Berkas-berkas penting
Paspor, NPWP (bukti setoran tahunan), surat izin cuti, surat izin atasan, surat keterangan kerja, dan lain-lain disiapkan bertahap, jangan buru-buru atau sok santai karena kalau selip repot juga.
5.      Itinerary (jadwal perjalanan)
Untuk syarat visa, jadwal perjalanan bisa dibuat simpel, yang penting ada jadwal harian (jam, waktu, dan tempat) selama kita di perjalanan. Untuk pegangan kita, lebih baik cari infonya dari www.visitkorea.or.kr. Di sana lengkap dari keterangan tempat, transportasi, sampai biaya masuknya. Saya butuh 4 bulan untuk nyusun itinerary, dan fokus saya di Seoul.
Ini contoh itinerary yang saya buat:
Itinerary
Day 1 (Tuesday, 5 April 2011)
08.30 am         : Arrived at Incheon Airport
                          Go to Seoul Backpackers Hostel
11.00-15.00     : Itaewon
15.00-19.00     : N Seoul Tower
  Teddy Bear Museum
19.00-21.00     : Dongdaemun
                         
Day 2 (Wednesday, 6 April 2011)
09.00-11.00     : Gyeongbokgung Palace
11.00-13.00     : National Folk Museum
13.00-15.00     : Cheongwadae (Blue House Museum)
15.00-16.00     : Jogyesa Temple
16.00-18.00     : Bukchon hanok village
18.00-21.00     : Myeongdong

Day 3 (Thursday, 7 April 2011)
09.00-13.00     : Changdeokgung palace dan Suwon (secret garden)
13.00-15.00     : Jongmyo Shrine
15.00-18.00     : COEX mall (Kimchi Museum)
17.00-19.00     : Lotte Star Avenue (Myeongdong)

Day 4 (Friday, 8 April 2011)
09.00-11.00     : Seonyudo Bridge
11.00-15.00     : Gwanghwamun plaza
                          Cheonggyeon stream
                          The Story of King Sejong Museum
                          KTO Office
15.00-17.00     : Deoksugung palace
17.00-20.00     : Banpo river
20.00-22.00     : Hongdae (Baptol Resto)

Day 5 (Saturday, 9 April 2011)
09.00-11.00     : City Hall & Deoksugung palace
11.00-12.00     : Leeum Museum
12.00-14.00     : Hangang park
14.00-18.00     : 63 Building (Wax Museum & Sky Art)
18.00-20.00     : Namdaemun market

Day 6 (Sunday, 10 April 2011)
09.00-17.00     : Full House
17.00-20.00     : Airport tour

Day 7 (Monday, 11 April 2011)
09.00-11.00     : Olympic park
11.00-14.00     : Lotte World & Lotte star avenue
14.00-16.00     : Hongdae (Baptol Resto)
16.00-20.00     : Myeongdong

Day 8 (Tuesday, 12 April 2011, Gyeongju)
07.00-21.00     : Gyeongju
  Bulguksa Temple

Day 9 (Wednesday, 13 April 2011)
09.00-11.00     : Kyung Hee University
11.00-13.00     : National Museum of Korea
13.00-16.00     : Myeongdong (SPAO shop)
 16.00-22.00    : Jimjjilbang

Day 10 (Thursday, 14 April 2011)
09.00-12.00     : Insadong
12.00-15.00     : National Assembly
15.00-20.00     : back at hostel
20.00-24.00     : KBS building (Super Junior Kiss The Radio)

Day 11 (Friday, 15 April 2011)
07.00 am         : Prepare go to Incheon Airport
10.35 am         : take off to Jakarta

Rincian perjalanan di atas adalah rincian yang saya buat pada saat sebelum keberangkatan. Dan ternyata banyak perubahan yang terjadi pada saat sampai di sana. Maka dari itu, pertimbangkan baik-baik dan susun skala prioritas tempat-tempat yang memang sangat ingin atau wajib kita kunjungi dan tempat-tempat tambahan yang bisa dikunjungi. Ketika sampai di sana terkadang ada tempat baru atau event baru yang sebelumnya kita tidak tahu tapi ternyata ingin kita kunjungi. Jadi rincian perjalanan penting sebagai panduan bagi kita agar perjalanan efektif, namun fleksibilitas juga diperlukan agar perjalanan bisa lebih dinikmati dan lebih fun!  J
6.      Booking Hostel
Pemesanan hostel sebaiknya dilakukan sebulan sebelum keberangkatan. Bukti pemesanan hostel merupakan salah satu syarat berkas pengajuan visa. Memilih hostel yang ok sebenarnya susah susah gampang. Saya menemukan Seoul Backpackers dari rekomendasi KTO (Korea Tourism Organization) selain itu teman saya sebelumnya sudah menginap di sana dan mengatakan fasilitas serta lokasi sangat ok dan strategis.
Seoul Backpackers sendiri memiliki dua cabang, yaitu Myeongdong Hostel dan Banana Backpackers. Seoul Backpackers Hostel tidak memiliki dormitory room, sedangkan pada saat saya ingin memesan Banana Backpackers, sedang ada renovasi, jadi hostel baru dibuka beberapa bulan kemudian. Sekedar info, Banana Backpackers cukup populer bagi para backpackers. Selain itu hostel ini pernah dijadikan lokasi shooting film Thailand yang berjudul Hello Stranger.
Pada saat saya memesan kamar dormitory hanya tersisa satu bed, sedangkan saya pergi bersama teman. Reservasi saya sudah di acc sedangkan teman saya ditolak. Karena sudah sangat berharap bisa menginap di situ, sempat bingung dan panik karena beberapa hari menunggu konfirmasi tersedianya dua bed di kamar yang sama belum juga saya dapat.
Saya sempat mencari hostel lain, dan saya menemukan Guesthouse hostel di daerah Hongdae. Saya sempat chatting dengan pemiliknya. Sayangnya tidak ada dorm khusus perempuan. Tapi pemiliknya mengatakan jika pergi rombongan, bisa diusahakan kamar khusus perempuan, sedangkan saya hanya berdua, dia tidak bisa menjamin bisa menyediakan kamar tersebut.
Syukurlah, keesokan harinya saya mendapatkan konfirmasi dari Seoul Backpackers kalau ada dua bed tersedia. Lega sekali rasanya pada saat itu. Saya menginap di seoul backpackers cabang Myeongdong.
Saya pilih daerah Myeongdong karena dekat dengan pusat kota dan ada kamar female dormitory. Untuk kamar dormitory, fasilitas yang disediakan termasuk handuk, air panas, dapur, pemanas ruangan, free wifi spot, komputer, tapi tidak termasuk sarapan pagi (ada hostel yang menyediakan sarapan pagi).
Biaya per malam 22.000 won, dan kalau menginap lebih dari 6 hari, ada bonus 1 malam free. Selama saya di sana, pelayanannya ok, stafnya ramah (sangat ramah malah, dilihat dari kesabarannya menghadapi kebawelan saya), dan saya juga bisa ketemu dengan teman-teman baru dari berbagai negara (karena saya stay disana 10 malam, saya jadi penghuni senior, hehe).
Kalau di seoul backpackers, ada tiga kali konfirmasi ulang (30 hari, 15 hari, dan 5 hari sebelum check in) lewat email. Tidak ada deposit pra order karena deposit sebesar 10.000 won dibayarkan pada saat check in dan dikembalikan pada saat kita check out. Laundry sekantung besar 5.000 won.
Jika jadwal pesawat kita pagi hari, jangan lupa mengambil deposit sebesar 10.000 won pada malam terakhir menginap. Karena front office baru buka pada pukul 08.00 pagi hari (front office buka dari pukul 08.00-01.00 dini hari). Saya lupa mengambil deposit pada malam terakhir karena tidak membaca tulisan yang ada di desk front office,  karena itu pada waktu mau check out pukul 07.00 pagi, saya tidak bisa berbuat apa-apa dan akhirnya merelakan uang deposit tersebut.  Check out sebelum pukul 08.00 pagi cukup dengan cara meninggalkan kunci kamar di front office.
7.      Visa
Selanjutnya pengajuan visa sebaiknya dilakukan sebulan sebelum keberangkatan. Hal ini untuk mengantisipasi seandainya ada berkas-berkas yang tidak lengkap. Kantor konsulat Korsel ada di The Plaza, di samping Hotel Indonesia (kalau naik busway turun di halte Bundaran HI). Kemarin karena lupa nanya (dan sok tau juga) saya pergi ke konsulat yang lama di Gatot Subroto yang sedang direnovasi, hehehe.

Syarat-syaratnya antara lain:
-          Paspor asli
-          Foto kopi paspor (halaman depan dan halaman belakang)
-          Foto kopi KTP
-          Foto kopi KK
-          Foto kopi akte lahir
-          Foto kopi NPWP
-          SPT tahunan
-          Buku tabungan asli
-          Fotokopi Bukti tabungan minimal 3 bulan terakhir (lebih baik lagi kalo 6 bulan terakhir)
-          Jadwal perjalanan (itinerary) selama di Korea
-          Bukti booking tiket pesawat pulang pergi
-          Bukti booking hotel
-          Surat izin dari atasan/sponsor (kalo sudah bekerja) berbahasa inggris
-          Surat Keterangan Kerja dari instansi tempat kita bekerja berbahasa inggris
-          Slip gaji
-          Surat referensi bank
-          Kalau masih kuliah ada Surat dari Kampus yang menerangkan kita mahasiswa
-          Surat Kuasa (untuk yang perjalanan dibiayai ortu atau orang lain)
-          Pas foto 4x6 dua lembar (latar belakang putih)
-          Kartu nama
-          Form aplikasi visa yang sudah diisi (bisa didownload atau isi langsung di kantor konsulat Korsel)

Jika syarat semua sudah lengkap, biasanya tidak ada proses wawancara lagi. Karena itu, usahakan semua berkas dilengkapi. Visa biasanya selesai dalam 4 hari kerja. Jadi, kalau kita mengajukan permohonan visa hari senin, hari kamis visa sudah bisa diambil. Jadwal pengajuan visa yaitu hari senin-kamis pukul 09.00-12.00 Wib. Sedangkan untuk pengambilan visa dari hari senin-jumat pukul 12.00-16.00.

Usahakan on time karena petugas di sana sangat disiplin. Saya sempat di’omeli’ sedikit karena datang mepet hampir pukul 12.00 dikarenakan salah tempat. Syukurlah walaupun sempat ngomel, petugasnya mau juga menerima berkas saya.  Untuk pengambilan visa, sebaiknya telepon terlebih dahulu ke konsulat untuk meminta konfirmasi apakah visa kita sudah bisa diambil atau belum.

Saya sempat gak pede dengan paspor yang masih bersih alias blank alias tidak pernah melakukan perjalanan ke luar negeri. Saya sempat mendengar kalau agak susah apply visa jika paspor masih kosong. Tapi ternyata, jika semua persyaratan di atas sudah dilengkapi, mudah-mudahan tidak akan ada masalah dan visa wisata kita akan di acc dengan mudah.

Diantara persyaratan di atas, Paspor (jika belum pernah ke luar negeri sebelumnya) SPT tahunan, Surat Referensi Bank, dan pengurusan deposit buku tabungan adalah berkas yang lumayan ribet dan butuh waktu tidak cukup hanya sehari. Karena itu sebaiknya diurus dan diatur jauh hari sebelum mengajukan visa.

8.      Uang
Siapkan uang won secukupnya. Hitung pengeluaran kita perhari (makan, hostel, transport, masuk tempat wisata) plus dana buat shopping dan oleh-oleh. Siapkan juga untuk biaya cadangan/mendadak. Saya menyiapkan juga dollar amerika, tapi ternyata di sana juga gak kepakai. Penukaran won yang murah di Artha Valuta Mas, mall ambassador lantai 1 (thanks Fidi buat infonya). Selama 11 hari di sana, total pengeluaran saya (hotel, makan, transport, tiket masuk tempat pariwisata) kurang lebih 3,5 juta rupiah.
9.      Perlengkapan
Pakaian
Sesuaikan dengan musim di Korea pada saat kita di sana. Saya berangkat pada waktu spring, kisaran suhu menurut KTO 5-17 derajat celcius. Rasanya seperti masuk ke kulkas, dingiiiiin…. Sebenernya kalau gak ada angin, bisa lumayan bertahan dengan sweater n baju aja, tapi karena angin di sana kuat (angin kutub, angin es) jadi lebih baik siapin jaket parasut selain sweater, sarung tangan, n syal. Sepatu juga cari yang nyaman dan hangat, karena kalau mau bergaya backpacker, kita bakal jalan lumayan jauh perhari.
Pengalaman saya, hari ke 6, karena ngejer bis terakhir (dari lokasi full house) kaki saya terkilir karena kaki dalam keadaan hampir beku dan lelah dipaksa lari. Hari- hari terakhir di sana saya harus pakai kaus kaki khusus yang bisa dibeli di apotik plus koyo, daripada gak bisa jalan sama sekali, hehehe. Untuk yang niat shopping, kalau bisa bawa pakaian secukupnya aja karena bisa loundri di hotel (ada yang gratis, ada yang bayar) n bisa beli pakaian di sana karena murah. Klo bisa berangkat koper diisi separo aja, untuk tempat oleh-oleh.
Makanan
Buat muslim, makanan halal lumayan susah dicari. Untuk antisipasi saya bener-bener saranin untuk bawa makanan dari sini. Rendang (bisa dihangatkan di hotel), abon, ato kering tempe/kentang/teri. Nanti tinggal beli nasi jadi harga 1.500 won (yang bisa dihangatkan di microwave). Yang jelas bisa menghemat budget makan. Selama di sana saya banyak coba kue-kue pinggir jalan n seafood. Jangan lupa juga bawa tempat air minum, karena selain praktis, karena bisa diisi di mana saja, kita juga bisa mengirit pengeluaran untuk air minum.
Kosmetik
Karena di sana dominan suhu dingin, kalau bisa siapkan lip balm dan body butter. Pelembab muka juga  konsultasi lagi (kalo selama ini sama dokter or salon) karena pengalaman saya, muka jadi kering n jerawat mulai bermunculan karena kondisi dingin gak cocok dengan pelembab yg saya pake. Produk Body shop atau produk-produk buatan korea lumayan cocok.
Oleskan lip balm sering-sering untuk mencegah bibir pecah-pecah. Jangan lupa juga sunblock, karena walaupun dingin, sinar ultraviolet lumayan kuat, bisa buat muka gosong juga. Bawa payung juga ya (hujan disana biasanya berlangsung seharian).
Obat
Bawa vitamin, koyo, hansaplast, minyak kayu putih, madu, dan obat-obat yang memang biasa diminum.
Dokumentasi
Untuk para narsissers, gak ada sudut di Seoul yang jelek buat foto, so siapkan kamera (batere cadangan plus memori) dan jangan lupa simpan kalau perlu langsung upload foto2 di sana untuk antisipasi foto rusak karena virus (pengalaman saya nih). Bawa flash disk beberapa biji atau netbook skalian. Di hostel disediakan computer sih, tapi kalo bawa netbook sendiri bisa lebih aman file foto-foto kita, coz computer hotel sepertinya banyak virusnya karena dipakai sejuta umat.
Bahasa
Walaupun semua keterangan tempat or jalan or subway dibuat multi language, kalau bisa sih dari sini sudah menyiapkan diri untuk kata-kata sapaan atau kata-kata penting berbahasa korea. Ini penting ketika kita transaksi di supermarket, nanya jalan, di restoran, atau sekedar menyapa orang-orang tua di sana(saya bener2 hobi negor mereka dimanapun dan kapanpun, hehe) dan respon mereka rata-rata kaget tapi seneng karena ada makhluk aneh dengan penampakan aneh bisa berbahasa mereka, hahaha.
Salah satu cara mengakrabkan kuping dan lidah ya rajin-rajin deh nonton drama korea or dengerin lagu-lagu super junior (promosi idola, ha5). Hari-hari pertama saya di sana, seperti ada dalam drama-drama korea yang saya tonton, karena semua pake bahasa korea bo! Hahaha.
Jangan lupa catat dalam notes khusus yang akan kita bawa. Mulai dari itinerary, keterangan tempat-tempat yang akan kita tuju lengkap dengan rute dan jalur subway/bis (bisa dicari di www.visitkorea.co.kr tinggal ketik nama tempat yang ingin kita kunjungi, di situ akan dipaparkan lengkap dari keterangan tempat, rute, hingga biaya masuk tempat pariwisata tersebut), peralatan, paspor, NPWP, kartu kredit, pakaian, obat, dan lain-lain. Siapkan fisik untuk perjalanan jauh dan perubahan iklim yang pastinya berbeda dengan tanah air. Jika semua sudah siap dan lengkap, here we go. Korea, sambutlah kami!
TIPS:
·         Dulu untuk menuju Seoul dari Incheon airport, bisa menggunakan limousine bus (10.000-15.000won) atau taksi (kurang lebih 70.000-100.000won). Sejak desember 2010 mulai beroperasi  AREX (subway khusus bandara) dari Incheon ke Seoul Station dan sebaliknya. Selain lebih murah (3.700 won)AREX bebas macet.  Jangan lupa untuk membeli tiketnya di mesin2 kayak ATM yang ada sebelum pintu masuk stasiun. Keterangan ada dalam bahasa inggris, korea, china, dan jepang (klo gak salah). Ada deposit 500 won, bisa tukar pada saat sampai stasiun tujuan.
·         Jangan lupa mengambil peta subway untuk pegangan selama di sana. Kalau perlu kunjungi dulu pusat informasi untuk nanya2 apapun yang mau kamu Tanya di deket pintu keluar kedatangan. Ambil juga brosur2 yang ada disana untuk pegangan.
·         Jangan begadang, pulang jangan terlalu malam, jadi besoknya bisa seger lagi.
·         Pelajari peta subway dengan teliti, karena klo sampe nyasar atau kelewatan, muternya lumayan jauh. Jangan juga gara-gara tersepona ato sibuk tepe tepe sama cowok-cowok lucu di subway jadi kelewatan tujuannya, ini warning serius buat para penggila muka-muka sipit imut, wkakakaka.
·         Beli tiket paket untuk kunjungan istana (10.000won untuk 5 istana besar) jauuuh lebih irit. Rajin-rajin juga Tanya hostel apa ada diskon untuk paket wisata apapun.
·         Kalau mau mencoba luar kotanya korsel, coba aja free shuttle bus dari KoreanTravel. Ada tiga tujuan: Gyeongju, Daegu, dan Busan. Kalau mau PP bisa, dua sampai 4 jam di sana, tapi untuk Busan sepertinya musti menginap karena jauh. Daftar free shuttle bus dilakukan sebelum hari keberangkatan, cek di webnya Korea Tourism Organization (KTO) untuk pendaftaran. Bisa juga sih datang pas hari H, tapi resiko kalau hari itu penuh ya gak bisa dapet kursi, tinggal bawa paspor aja kok. Bisnya ok banget, mewah malah untuk kualitas gratisan. Kemaren saya Cuma ke Gyeongju aja, 4,5 jam perjalanan, PP kurang lebih 9 jam, di sana kira-kira cuma 3 jam, tapi sebanding dengan puasnya saya menikmati blooming cherry blossoms (Seoul masih gundul pohonnya), indahnya kota Gyeongju, dan ramahnya orang-orang di sana.
·         Kalau niat shopping, hari-hari terakhir aja ya.. untuk antisipasi supaya uang gak habis ditengah jalan. Atau dari awal pisahkan uang shopping di amplop terpisah. Untuk baju-baju murah, saya sarankan daripada ke dongdaemun yang luasnya ampun-ampunan, mending ke Stasiun Terminal Bus Ekspress. Di sana banyak baju-baju lucu diskon dengan minimal harga 3.000 won. Tapi kalau oleh-oleh sudah pasti di namdaemun dan insadong. Ada satu toko souvenir murah di insadong, yang jual bisa bahasa Indonesia dan sangat ramah. Letaknya di seberang ssamziegil. Tapi yang sebelah kiri ya. Di situ kita pasti dikasih diskon walopun Cuma beli satu buah. Kalau saya bandingkan dengan namdaemun, murah disitu.
·         Kalau ke sana sendirian, jomblo pula, jangan sirik dan mupeng kalo di sepanjang jalan, kapanpun di manapun ada pasangan yang pamer mesra. Sepertinya sudah jadi budaya di sana untuk gak malu-malu mesraan di hadapan orang. Banyak-banyak urut dada aja, hahahaha.